INDUSTRY.co.id – Jakarta – Keberadaan alat peraga di dunia pendidikan sangat diperlukan. Kehadiran alat peraga tersebut dinilai mampu mengurangi pemahaman verbalisme (kabur) terhadap materi pelajaran yang bersifat abstrak dan sulit dipahami. Selain itu, media ini juga dapat merangsang daya fikir dan nalar serta kreativitas siswa.
Pada gelaran Indonesia STEAM Week 2019 yang digelar oleh PT. Bianglala Charisma Candrabirawa berkolaborasi dengan beberapa organisasi pendidikan, di adakan juga pameran alat peraga pendidikan. Dalam pameran tersebut dipamerkan beberapa alat pendidikan yang diperuntukan dari tingkat pendidikan PAUD hingga SMK.
Beberapa produsen alat peraga pendidikan yang turut hadir dalam pameran tersebut antra lain adalah PTManeungteung Anugera Mandiri, PT Dwida Jaya Tama, PT Georai Pratama, CV Inti Citra Usaha, CV Sinarbaya Mandirancan, Verimer, PT Warna Katulistiwa, Wardana, PT Cahaya Ilmu Abadi, Nirwana Ilmu, Edukasie.com, PT Prima Duta Nusantara, PT Permata Zahra, PT Integrasi Network Perkasa dan Aflahperaga.com
“Banyak orang bertanya, pemain alat peraga pendidikan itu siapa sih di departemen pendidikan nah inilah kira kira pemain pemainya. Selama ini memang kita jarang keluar atau membuat pameran seperti ini, orang kalau mencari alat peraga pendididkan akan sangat sulit. Tapi jika datang ke perusahaanya ada barangnya di display, tapi kita memang tidak memperjualkan secara umum,” kata Sekertaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Sarana Pendidikan Indonesia (APSPI), Tina Rosdiana kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta, Sabtu (15/12/2018).
Tina mengatakan, beberapa tahun terakhir memang sedang ada perubahan pengadaan yang sebelumny dilakukan secara tender, sehingga APSPI saat ini mulai berbenah untuk menyiapkan diri melakukan perubahan.
Artinya kita sudah mulai harus tampil keluar memperkenalkan produk-produknya salah satunya adalah dengan melalui pameran pameran seperti ini. Kita melakukan beberapa sosialisasi juga ke sekolah sekolah. Memang kurang efektif karena effort nya terlalu besar jika setiap sekolah harus kita datangi. Tapi dengan adanya acara acara dari tiap sekolah berkumpul kita juga bisa kumpulkan anak anak dari paud hingga smk, anggota kita bergeraknya disitu, ” tambah Tina.
Menurut Tina, saat ini beberapa produsen alat peraga orndidikan yang tergabung di APSPI sudah mulai membuka diri dengan memasuki pasar pasar online dan bekerjasama dengan instansi-instansi pendidikan guna meningkatkan mutu dari kualitas produk-produknya.
“Salah satu yang sedang kita kerjakan sekarang adalah melakukan studi banding dalam rangka proses pembuatan alat peraga pendidikan yang sesuai dengan kurikulum 2013, kita sedang berproses dengan di ikuti seluruh anggota asosiasi. Sehingga kita bisa meningkatkan kualitas dan memperbaiki barang barang kita serta mengetahui perubahan yang diinginkan dan seperti apa tren kedepannya,” ungkap Tina.
Dalam pembuatan produk-produknya, sebagian produsen alat peraga pendidikan ini tak berjalan sendiri, mereka juga merangkul Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk alasan efisiensi dan hasil produk yang memiliki mutu lebih baik.
“Secarapersonal para produsen itu memang merangkul para UKM, karena untuk membuat alat peraga ini itemnya banyak, sehingga kalau kita memiliki keseluruhan material tersebut di dalam pabrikan kita itu akan kurang menguntungkan. Sehingga kita beberapa melakukan kerjasama denga para UKM tersebut,” ungkapnya.
Tina juga menegaskan bahwa, posisi alat peraga didalam pendidikan ini sangat penting. Menurutnya, alat peraga sama pentingnya didalam dunia pendidikan dengan buku. Sehingga dengan adanya asosiasi tersebut, alat peraga tetap bisa di perhitungkan didalam dunia pendidikan untuk tetap selalu ada, selalu dibutuhkan oleh sekolah dan oleh pendidikan.